Rabithah Guru Mursyid

Lembah Sufi - Rabithah mempunyai arti bertali, berkait atau berhubungan dalam pengertian tarekat  rabithah itu menghubungkan rohaniah murid dengan rohaniah guru mursyid guna mendapatkan wasilah yang ada pada rohaniah Syekh Mursyid

Dimana rohaniah Syekh Mursyid telah berhubungan, berhampiran dengan rohaniah Syekh-syekh Mursyid sebelumnya sampai dengan rohaniah Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW

Rabithah merupakan hal yang paling terpenting dalam pelaksanaan ilmu tarekat sekaligus penentu cepat lambatnya seorang murid sampai kehadirat Allah SWT

Jika seorang murid mempunyai daya yang kuat rabithahnya terhadap Syekh Mursyid maka dengan wasilah yang ada pada Syekh Mursyid maka si murid akan menapaki jalan dengan tarikan zatnya


Rabithah Guru Mursyid

Wasilah Menghantar Kehadirat Tuhan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
Kalimat "warabithu" dalam ayat dibawah mengambil arti hakikinya dan inilah yang menjadi Dasar Rabithah


Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT, supaya kamu beruntung (Al QS : Ali Imran : 200)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Al QS : At Taubah : 119)

Penjelasan ayat diatas tentang kebersamaan dengan orang-orang yang benar dalam dua pengertian yaitu :

1. Bersama-sama jasmaniah yaitu semajelis sehingga mendapatkan keberuntungan dari orang-orang
    yang shidiqin

2. Bersama-sama maknawiah, yaitu bersama-sama rohaniah yang diarikan Rabithah

As Syekh Muhammad Amin Al Kurdi menyatakan :

Wajiblah seorang murid terus menerus merabithahkan rohaniahnya kepada rohaniah Syekh Gurunya yang Mursyid, guna mendapatkan karunia dari Allah SWT

Karunia yang didapati itu bukan karunia dari Syekh Mursyid , sebab Mursyid tidak memberi bekas, yang memberi bekas yang hakiki, yang memberi bekas sesungguhnya hanyalah Allah SWT

Yang memberi karunia dan memberi nikmat hanya Allah SWT, sebab ditangan Allah SWT sajalah seluruh perbendaharaan yang ada dilangit dan dibumi, dan tidak ada yang dapat berbuat untuk mentasarufkannya kecuali Allah SWT

Hanya saja Allah SWT mentasarufkannya itu melalui pintu-pintu atau corong-corong yang telah ditetapkan-Nya atau menjadi Sunnah-Nya, antara lain melalui para kekasih-Nya, para wali-wali Allah SWT yang memberikan safaat dengan izin-Nya

Ini pulalah yang dimaksud sabda Rasulullah SAW :

Adakan (jadikan) dirimu beserta dengan Allah. jika engkau (belum bisa) menjadikan dirimu dengan Allah, maka adakanlah (jadikanlah) beserta dengan orang-orang yang beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah (rohaninya) yang menghubungkan engkau dengan Allah

As Syekh Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin :

Pada waktu menerangkan penjelasan tentang perincian sesuatu yang seyogyanya untuk dihadirkan dalam hati pada setiap rukun dan syarat dari amal-amal sholat, mengatakan :

"Adapun tasyahhud, apabila kamu duduk untuknya maka duduklah dengan sopan dan jelaskanlah bahwa seluruh sholawat dan kebaikan-kebaikan yaitu akhlak yang suci adalah bagi Allah. Demikian juga kerajaan itu bagi Allah. Itulah makna Attahiyyat (penghormatan)."

Dan hadirkanlah Nabi SAW didalam hatimu dan sosok tubuhnya yang mulia dan katakan :

Semoga kesejahteraan , rahmat dan berkah Allah SWT atasmu wahai Nabi

Dan benarkan angan-anganmu, bahwasanya salam itu sampai kepada beliau dan beliau membalas atasmu dengan sesuatu yang lebih sempurna dari padanya

Kemudian ucapkanlah salam atas darimu dan seluruh hamba Allah SWT yang shalih, Kemudian angan-anganlah bahwasanya Allah Yang Maha Suci membalasmu dengan salam yang sempurna dengan sejumlah hamba-hamba Allah SWT yang saleh

Begitu juga seorang murid dalam rabithah hendaklah menghadirkan Gurunya yang Mursyid kedalam hati sanubarinya

Hal ini sesuai ketentuan ntuk mendapatkan khusuk dalam shalat, kita menghadirkan Nabi Muhammad SAW dalam hati dan kepribadiannya yang mulia pada waktu kita bertasyahhud

Demikian pulalah dalam menghadirkan Guru yang Mursyid pada waktu berzikir dan beribadat menurut tarekat Naqsyabandiyah yang dijelaskan oleh Syekh Amin Al Kurdi dalam bukunya Tanwirul Qulub. Inilah Rabithah Guru Mursyid

0 Response to "Rabithah Guru Mursyid"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel