Tidak Bisa Sampai Kehadirat Tuhan Selama Masih Terbelenggu oleh Nafsunya
LEMBAH SUFI - Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia ini terlukis dalam lensa atau cermin hatinya. Atau bagaimana akan pergi menuju kepada Allah padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya
Atau bagaimana akan dapat masuk kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala padahal ia belum bersih (suci) dari kelalaiannya yang di sini diumpamakan dengan janabatnya
Atau bagaimana mengharap akan mengerti rahasia yang halus (dalam) padahal Ia belum tobat dari kekeliruan-kekeliruannya
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa mustahil (tidak mungkin) sebagaimana berkumpul antara diam dengan gerak antara cahaya terang dengan gelap
Demikian pula Nur (cahaya) iman berlawanan dengan gelap yang disebabkan karena selalu masih berharap (menyandar) kepada sesuatu selain Allah
Demikian pula berjalan menuju kepada Allah harus bebas dari belenggu hawa nafsu supaya sampai kepada Allah
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
Bertakwalah kepada Allah dan Allah yang akan mengajarkan kepadamu segala hajat kebutuhanmu
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Siapa yang mengamalkan apa yang telah diketahui maka Allah akan mewariskan kepadanya pengetahuan apa-apa yang belum ia ketahui
Ahmad bin hanbal ra bertemu dengan Ahmad bin Abil Hawari maka berkata Ahmad bin Hanbal : Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapat dari gurumu Abu Sulaiman. Jawab Ibnu Hawari :
Bacalah Subhanallah tetapi tanpa rasa kekaguman, setelah dibaca oleh Ahmad bin Hambal Subhanallah maka berkata Ibnu bin Hawari, Aku telah mendengar Abu Sulaiman berkata :
Apabila jiwa (hati) manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa niscaya akan terbang ke alam malakut (di langit) kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmat tanpa terhadap kepada guru
Ahmad bin hambal setelah mendengar keterangan itu langsung ia bangkit bangun dan duduk di tempatnya berulang tiga kali lalu berkata :
Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk islam, ia sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan itu kemudian ia membaca hadits :
Man 'amila bima 'alima warratsahullahu 'ilma maa lam ya'lam
Barang siapa mengamalkan apa yang telah ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum ia diketahui
0 Response to "Tidak Bisa Sampai Kehadirat Tuhan Selama Masih Terbelenggu oleh Nafsunya"
Post a Comment