Tajalli
Lembah Sufi - Tajalli adalah orang-orang yang telah melaksanakan takhalli dan tahalli secara baik dan sempurna dengan riyadhah dan mujahadah yang terus menerus, sehingga dia sampai kepada tingkatan hakikat yang akhirnya menjadi kekasih Allah SWT
Pengamal tarekat yang sampai kepada tingkatan ini, terbukalah hijabnya dan telah dekatlah dia kepada Allah SWT, sehingga dia mengetahui siapa yang dia imani, kepada siapa dia beribadat dan mengabdi, yaitu Allah SWT yang maha agung dan maha tinggi dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya
Begitu juga orang yang telah sampai ke tingkat ini, telah mengetahui hakikat kenabian dan kerasulan dari Allah SWT dan kesempurnaan sahabat-sahabatnya
Mereka mengetahui dan bahkan menghayati apa yang telah disampaikan Rusulullah SAW, apa yang akan ditemui manusia setelah mati, yaitu antara lain nikmat dan azab kubur, kiamat dan keadaannya, neraka dan azabnya, surga dengan nikmatnya, dan sebagainya
Dengan kata lain pengamal tarekat yang sudah sampai ke tingkat ini, telah terbukalah hijab (kasyaf) baginya apa yang dikehendaki oleh Allah SWT sejak dari alam yang tinggi sampai ke alam yang rendah, sejak dari kejadian yang telah lalu sampai dengan kejadian-kejadian yang akan datang
Sesungguhnya orang yang telah sampai ke tingkat tajalli tertinggi, dia telah melewati fase-fase, riyadhah dan mujahadah yang sungguh-sungguh dan terus menerus, sehingga kehidupannya selalu dalam keadaan muraqabah yang terus menerus, akhiranya memperoleh musyahadah, lalu makrifat dan akhirnya fana fillah
Orang yang fana fillah, tajalli-lah baginya Nur Uluhiyah, sehingga dia mengetahui rahasia-rahasia yang ghaib, karena telah hilang sifat-sifat basyariyahnya yang menjadi hijab untuk dapat kasyaf
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telahberfirman (langsung) kepadanya, maka berkatalah Musa : Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau, Tuhan berfirman : Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (seperti sedia kala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya Nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali dia berkata : Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman (AL QS : Al A’raf 7:143)
Dari ayat ini kita dapat mengambil kesimpulan, orang yang fana fillah, hingga dia menjadi tajalli, adalah orang yang pada waktu itu sedang munajat beribadah kepada-Nya
Fana dan tajalli adalah kehendak Allah yang merupakan rahmat dan karunia daripada-Nya. Ayat ini menjadi dalil adanya fana dan adanya tajalli bagi para Nabi dan Rasul dan bagi Aulia-aulia Allah yang menjadi kekasih-Nya
Syekh Abuyazid Busthami setiap membicarakan fana, membicarakan baqa dan pada waktu bersamaan membicarakan adanya tajalli. Atau dengan kata lain, adanya fana baru ada dengan adanya baqa atau adanya fana baru ada dengan adanya tajalli
Mengenal Tingkatan Tajalli
Perpaduan antara hati nurani dan akal itulah yang dapat sampai kepada
hakikat dan dapat naik memperoleh tajalli tertinggi. Dengan akal saja
orang tidak akan sampai memperoleh derajat itu, sebagaimana halnya orang
juga tidak akan sampai ke derajat itu, kalau hanya dengan kalbu hati
nurani tanpa akal
Manusia ulul albab adalah memadukan kedua daya
rohani yang amat besar dan menentukan itu, yaitu daya akal dan daya
kalbu hati nurani. Itulah manusia yang dapat melaksanakan pola ajaran
dan amal Dienul Islam dengan utuh dan sempurna
Sesungguhnya
proses takhalli, tahalli dan tajalli itu, tidaklah harus selesai satu
tingkat atau satu tahap baru memasuki tingkat atau tahap selanjutnya.
Pelaksanaannya adalah bersama-sama, sesuai dengan riyadhah dan mujahadah
yang dilaksanakan dan tergantung pula kepada rahmat dan karunia Allah
Dari
kajian ini sesungguhnya setiap salik yang dengan ikhlas dan taslim
melaksanakan zikir dengan metode tarekatullah, telah memperoleh hasil
yang bertahap-tahap
Dengan kata lain, setiap salik dengan
katagori ikhlas dan taslim disertai dengan riyadhah dan mujahadah yang
sungguh-sungguh dan lestari, telah memperoleh tajalli, tetapi
tingkatannya tidak tajalli tertinggi, seperti yang dijelaskan di atas
tadi
Bila sudah asyik beramal dan di dalam keasyikan itu kita
meraskan keagungan dan kebesaran Allah mulai dari af’al, asma, sifat dan
zat Allah, sesungguhnya kita sudah tajalli dalam maqam, derajat yang
berbeda-beda. Yang sampai ke derajad wali tidak banyak, tetapi yang
sampai ke derajat tingkat orang yang saleh dan taat pasti lebih banyak
Salah satu kunci utama dalam peramalan tasauf dan tarekat, adalah cinta, dan rindu selalu kepada Allah dan Rasul-Nya
Cinta
dan rindu kepada Allah dan Rasul, adalah berkat usaha seseorang dan
karunia dari Allah SWT. Karena itu bagi orang yang telah memperoleh
bibit-bibit cinta dan rindu itu, harus memelihara dan membinanya
sungguh-sungguh dengan beramal ikhlas, baik yang wajib maupun yang sunat
Ibadah
yang dilakukan harus pas,sesuai benar antara syariat dan hakikatnya,
antara yang tersurat dan yang tersirat pada amal ibadat itu
Kalangan
sufi berpendapat seseorang beribadat tanpa mengetahui makna yang
tersirat, makna batin, ataupun makna hakikat dari ibadat itu, tak
ubahnya seperti anak kecil yang membaca buku, tanpa mengetahui sama
sekali pengertian dari apa yang dia baca
Dalam pemeliharaan dan
pembinaan selanjutnya, seorang sufi dalam hidup dan kehidupannya harus
dapat mengendalikan dirinya, jangan sampai terjerumus kembali kepada
hal-hal yang bisa membatalkan amalnya. Oleh karena itu dia harus selalu bersikap wara' ridla, tawadhu', zikrul maut dan sebagainya
Inilah 3 Perkara Tugas Murid Tarekat di Luar Zikir
0 Response to "Tajalli "
Post a Comment