Mensucikan Diri dari Dosa Batin

Lembah Sufi - Maksiat Batin pada intinya didominasi oleh sifat-sifat tercela yang mengotori diri rohani manusia. Maksiat batin yang menimbulkan dosa batin adalah sangat berbahaya karena dia tidak kelihatan dan berada pada diri manusia itu sendiri

Maksiat batin inilah yang menimbulkan dan membangkitkan maksiat lahir yang berbentuk kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh anggota badan lahir. Maksiat Batin tumbuh dan berkembang oleh sebab jarang disucikan atau tidak pernah disucikan


Mensucikan Diri dari Dosa Batin


Maksiat batin itu sebagai sifat-sifat tercela dan itu merupakan najis-najis maknawiyah yang tidak mungkin orang mendekatkan diri kepada Allah sebelum disucikan. Sebagaimana halnya tidak mungkin seorang mendekatkan diri kepada Allah kalau najis-najis As Shuriyah (najis materi) disucikan terlebih dahulu

Sifat-sifat tercela yang mengotori Diri Rohani manusia itu banyak sekali, antara lain, hasad (iri hati), haqad (dengki) benci, dendam kusumat, kianat, kibir (sombong, takabur), ujub (bangga diri), bakhil (kikir), riya (pamer), hubbul mal (cinta harta), hubbul jah (cinta pangkat), tafaakhur (bangga diri), ghadlab (pemarah), ghibah (pengumpat), namimah (ngerumpi keburukan orang), kizib (dusta), kasratul kalam (banyak bicara), dan lain-lain

Pusat dari segala sifat yang tercela diatas adalah hati nurani atau diri rohani manusia itu sendiri. Dalam kajian tasauf dan tarekat dinamakan latifatul qalbi yang merupakan latifatul rabbaniyah yaitu roh yang suci yang paling halus yang menjadi hakikat dari diri manusia

Itulah yang dinamakan diri yang sebenar diri. Latifatul qalbi merupakan induk latifah-latifah yang lain. Dengan dialah kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT manakala dia telah dibersihkan dari kotoran-kotoran lahir dan batin kemudian diisi dengan zikrullah

Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya pada diri jasad itu ada segumpal daging yang kalau dia baik (artian maknawi) maka akan baiklah jasad seluruhnya, dan kalau dia rusak, maka akan rusak pulalah jasad seluruhnya. Ketahuilah ia itu adalah hati

Dalam hadits ini jelas yang dinilai oleh Tuhan adalah hati yang merupakan kunci untuk dekat kepada Allah SWT dan mengenal-Nya. Hati inilah secara maknawi telah berhubungan langsung berdialog dengan Allah SWT

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab, “Betul”(Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi” (Al QS AL A’raf :172)

Para sufi ahli tarekat menjadikan ayat ini sebagai salah satu dasar  tentang musyahadah, berintai-intaian dan dasar ikhsan

Cara mensucikan diri dari dosa batin yang menimbulkan dosa batin adalah dengan berzikir pada 7 (tujuh) tempat lataif yaitu : latifatul qalbi, latifatul ruh, latifatul sirri, latifatul khahfi, latifatul akhfa, latifatul nafsun natikah dan latifatul kullul jasad

Cara berzikir pada latifah-latifah itu diperoleh dan diuraikan secara gamblang oleh Guru Mursyid didalam Suluk, Oleh karena itu luangkan waktu untuk melaksanakan Suluk

Rasulullah SAW bersabda :

Bahwa sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat dan cara mencucinya, maka sesungguhnya alat dan cara mencucikan hati nurani adalah dengan zikirullah

Rasulullah SAW juga bersabda dalam Hadits Qudsi :

Tidak dapat bumi dan langit-Ku menjangkau/ memuat akan zat-Ku (yang membawa asma-Ku/Kalimah-Ku), melainkan yang menjangkaunya/ memuatnya ialah hati Hamba-Ku yang mukmin/suci lunak dan tenang (Hadits Qudsi R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih)

0 Response to "Mensucikan Diri dari Dosa Batin"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel